Rabu, 23 Juli 2014

My Presentation, di Depan Prof James


31.
“Jadi dengan mengidentifikasi bakteri yang memiliki kualitas yang bagus untuk keju, kita bisa mengurangi kita bisa menciptakan produk keju yang memiliki kualitas bagus, sekaligus, dengan menggunakan bakteri tersebut, kita bisa menciptakan keju-keju yang memiliki nilai artistik yang tinggi, yang menarik, yang memiliki lebih dari satu warna, yang memiliki nilai jual yaang tinggi di pasaran. Bakteri keju dapat membentuk warna dan aroma yang khas karena adanya enzim peptidase, aromatic amino acid aminotransferase, aspartate aminotransferase, dan sebagianya, maka kita harus mencari bakteri-bakteri yang mempunyai enzim ini atau lebih kompleks lagi, dengan tidak membawa sifat patogennya...” Presentasi Nevskia di depan orang-orang dari perusahaan keju yang mengikuti seminar tentang Research dan Development produk keju, di Food Microbiology Wgeningen University.
***
 “Bagus Nevskia, kamu sudah memurnikan bakterinya kan, kalau bakterinya sudah murni, berarti nanti tinggal diidentifikasi!” kata profesor James, sambil mengejar Nevskia saat Nevskia jalan di lorong depan ruang presentasi setelah presentasinya.
 “Identifikasi, Prof?” tanya Nevskia.
“Kamu buka aja buku Bergeys Systematic Bacteriology, ikuti petunjuk yang di situ!” kata profesor James sambil menyerahkan proposal penelitiannya yang telah dibaca perusahaan-perusahaan, “Oke, Nevskia?!” tanya profesor James lagi sambil tersenyum, lalu berjalan meninggalkan Nevskia.
 Nevskia menganggukkan kepalanya.
Nevskia menuju komputer pusat informasi di labnya membuka buku Bergeys Systematic Bacteriology dalam bentuk pdf. Betapa kagetnya ia ketika mengetahui bahwa buku Bergeys isinya kurang lebih 3600 halaman, terdiri atas tiga volume dengan masing – masing volume terdiri atas kurang lebih 1200 halaman, terdiri atas lebih dari beribu-ribu pengujian dan beribu jenis bakteri. “Ini aku mulainya dari mana, setiap bakteri pengujiannya berbeda-beda, kalau aku menguji Pseudomonas aeruginosa misalnya, pengujiannya ada pengujian oksidasi, pengujian urea, pengujian aorobisitas, dan lain-lain. Kalau aku menguji bakteri Escherichia coli, pengujiannya ada pengecatan gram, ada uji katalase, ada uji fiksasi nitrogen, dan lain-lain. Kalau aku menguji bakteri lain, pengujiannya berbeda-beda lagi, padahal ada lebih dari sepuluh ribu bakteri di sini, aku mulainya dari mana, bakteri mana yang aku uji dulu, pengujian apa yang aku uji dulu...?”tanya Nevskia sambil memandangi layar komputer di depannya. Ia hanya mengeklik-ngeklikan mosesenya, membolak – balikkan bukunya, akhirnya.
Nevskia meninggalkan komputer dan berlari–lari menemui Alise, “So, kamu tahu buku Bergeys nggak, cara pakainya gimana ya?”
Alise mengamati Nevskia, bengong, menghentikan aktivitas berjalannya dan juga membacanya yang sedang membaca jurnal.
So, aku disuruh identifikasi bakteri, kata Prof James pakai buku Bergeys. Dan aku kaget banget, kalau buku Bergeys isinya kurang lebih 3600 halaman, terdiri atas tiga volume buku, terdiri atas beribu-ribu pengujian, terdiri atas berbagai jenis bakteri. Aku bingung, mulainya dari mana, aku harus mulai pengujian yang apa?” tanya Nevskia mencoba menerangkan kembali.
“Oh, identifikasi?” tanya Alise tertawa. “Emang bakterimu udah murni, Nev?” tanya Alise lagi. “Udah sih, lagi kumirniin..!”. Senyum Alise sirna seketika.
Alise cemburu pada Nevskia. Alise menghabiskan waktu selama enam bulan untuk memurnikan bakteri, sedangkan Nevskia cuma empat bulan sudah menghasilkan segala-galanya, mulai dari menumbuhkan bakteri, memindahkan bakteri pada medium NA, hingga memurnikannya.
Nevskia menatap aneh Alise, dalam hati ia tersenyum karena sudah berhasil memurnikan bakterinya. Tapi di sisi hati yang lain ia menjawab kalau ia menghabiskan malamnya bersama lab, ia menghabiskan waktu liburnya Sabtu-Minggu di lab, dan ia menghabiskan waktu sorenya di lab,“So, gimana So?” tanya Nevskia.
“Ikuti aja, Bergeys!” Alise membaca lagi jurnalnya, sambil berjalan memasuki labnya.
“Tapi banyak banget, So?”
“Ya So, jangan gitu dong So?!”kata Nevskia memegang pundak Alise.
Oh,...“kata Alise tersenyum, “Itu caranya kamu cari jurnal yang berhubungan dengan keju juga. Kamu baca-baca, di situ bakterinya rata-rata apa, lalu kamu cocokkan dengan Bergeys, bakteri tersebut pengujiannya apa, lalu kamu lanjutkan pengujian selanjutnya untuk mengidentifikasikan bakterimu..!”
Oh gitu so, oke trima kasih...!”
Alise pergi meninggalkan Nevskia, menekuk mukanya.
“Trima kasih Alise!”
Ya,” Alise tersenyum.
***
Nevskia berlari lagi ke komputer pusat informasi dan ia mulai mengetik-ngetikkan jurnal tentang penelitian keju,” Mana ada banyak banget!” kata Nevskia.
Nevskia mengambil dan memilih beberpa jurnal penelitian keju yang menurutnya baik dan menarik. Lalu membukanya satu-satu kemudian membacanya.
“Mana ini, di sini pun ada banyak bakteri, tapi bener kata Alise sih, di sini rata-rata bakterinya sudah mengerucut. Dan aku menemukan bakteri Lactobacillus lactis di dini. Oke, jadi aku harus mencatat ciri-ciri dari baketi ..., pengujian-pengujiannya di lab, kemudian aku laksanakan.” Nevskia yang mengenakan jilbab hitam dengan winter wool hat warna abu-abu, jas lab putih, rok abu-abu, dan sepatu ankle boot warna hitamnya, bolak-balik dari pusat informasi ke mejanya.
***


“Eh, lupa aku udah nemuin jurnalnya, oke, sekarang mau ngecek di Bergey’s...” kata Nevskia sambil membuka-buka Bergey’s pdf-nya.
“Bakteri Lactobacilllus lactis, di sini ciri-cirinya pengecatan gram, katalase, oksidasi.”
“Baik aku akan melakukan pengujian itu dulu...”kata Nevskia beranjak dari tempat duduknya.
Eh, tapi kalau aku mengidentifikasi semuanya, 99 bakteri lama banget dong!” Nevskia mengamati hand phonenya, tersenyum mengamati hand phonenya, kemudian mengambilnya. “Aku ingin memaafkanmu, dan aku masih kangen padamu. Bagaimanapun biasanya kita berkomunikasi lewat hand phone ini, “ Nevskia membuka kunci hand phone-nya dan mengamati hand phone-nya
“Maaf Nevskia, sekarang aku sedang melangsungkan tunangan, maaf tidak memberitahumu sebelumnya, karena ini mendadak...”Nevskia mengamati hand phonenya, “Kenapa begini, kenapa ia jadi menyebalkan begini, inikah yang selama ini kebaikan yang...  damn!” Nevskia termenung mengamati luar jendela yang tak tampak olehnya, tangannya bergetar memegang hand phone tersebut, haatinya bergemuruh, perasaannya bergejolak, “Tidak, tidak, aku harus memaafkannya. Itu pasti yang terbaik untuknya, sehingga aku harus menahan perasaaanku.” Nevskia meletakkan kembali hand phonenya, dan berlalu menuju ruangan profesor Miller.
“Profesor Miller!”
“Ya Nevskia?” profesor Miller mendongak, mengamati Nevskia dengan penuh antusias.
Nevskia tersenyum, cukup terhibur dengan perlakukan profesor Miller. “Bernakah setelah dimurnikan aku harus mengidentifikasi bakteri sebanyak itu. Tidak ada mekanisme seleksinya? Kalau teman-teman kan di seleksi, sehingga bakteri yang diidentifikasi sedikit?”
“Oh, diseleksi dulu. Kamu tumbuhkan lagi bakteri yang telah kamu tumbuhkan di medium NA itu ke medium susu lagi. Kamu amati, mana yang paling besar membentuk zona bening. Jangan lupa kamu tambahkan bakteriosin ya. Kamu amati yang paling besar membentuk zona, pilih tiga yang paling besar, udah itulah yang kamu identifikasi, itu aja akan makan waktu berbulan-bulan kamu!”
“Oh gitu Prof, baik Prof!”   kata Nevskia tersenyum, lalu meninggalkan ruangan profesor Miller. “Mendingan aku balik aja, istirahat dulu di rumah!” kata Nevskia tersenyum penuh kemenangan, ia tersenyum kepada Arho, Neapo, dan Alise waktu ia berpapasan dengan mereka. Lalu melanjutkan jalannya dengan angkuh tanpa mempedulikan Alise yang memperhatikannya.
“Bang, air kelapa 1 kaleng Bang!” kata Nevskia sambil menyerahkan selembar uang guldennya, sambil meneguk air kelapanya. “Kok cuma satu Neng?” tanya si abang-abang penjaga kasir minimarket. “Iya,” kata Nevskia lalu meremas uang kembaliannya, lalu melemparkan kaleng bekas air kelapanya dengan penuh semangat ke tong sampah.

***
32.
Nevskia membaringkan badannya, sesampainya ia di kasur kostnya, ia menutupi wajahnya dengan bantalnya, ia menangis tersedu – sedu. 
***


33.
Tumben kamu pulang cepat Nevskia?” tanya Errie saat Nevskia pergi jalan-jalan ke supermall bersama Joahnna, Sarah, dan Errie.  Nevskia bercanda – canda sepanjang perjalanan, tidak menjawab pertanyaan Errie. Ia menggoda Errie, ia menendang kakinya Joahnna, dan mengganggu Sarah sambil berjalan. Sarah mengamati Nevskia, dengan pandangan aneh. “Aku habis diputus!” kata Nevskia dengan sedih. Errie mengamati Nevskia,  “Beneran, Nev?” tanya Errie. “Nggak percaya, orang kamu pacara aja nggak..!” kata Erri setelah itu ia berjalan lagi, benar-benar seperti tidak percaya omongan Nevskia. Sarah dan Joahnna sendiri tidak memperhatikan, tidak mendengar sama sekali curhatan Nevskia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar