31.
“Jadi
dengan mengidentifikasi bakteri yang memiliki kualitas yang bagus untuk keju, kita
bisa mengurangi kita bisa menciptakan produk keju yang memiliki kualitas bagus,
sekaligus, dengan menggunakan bakteri tersebut, kita bisa menciptakan keju-keju
yang memiliki nilai artistik yang tinggi, yang menarik, yang memiliki lebih
dari satu warna, yang memiliki nilai jual yaang tinggi di pasaran. Bakteri keju
dapat membentuk warna dan aroma yang khas karena adanya enzim peptidase, aromatic amino acid aminotransferase,
aspartate aminotransferase, dan sebagianya, maka kita harus mencari
bakteri-bakteri yang mempunyai enzim ini atau lebih kompleks lagi, dengan tidak
membawa sifat patogennya...” Presentasi Nevskia
di depan orang-orang dari perusahaan keju yang mengikuti seminar
tentang Research dan Development produk keju, di Food Microbiology Wgeningen
University.
***
“Bagus Nevskia,
kamu sudah memurnikan bakterinya kan, kalau bakterinya sudah murni, berarti
nanti tinggal diidentifikasi!” kata profesor James, sambil mengejar Nevskia
saat Nevskia jalan di lorong depan
ruang presentasi setelah presentasinya.
“Identifikasi, Prof?” tanya Nevskia.
“Kamu
buka aja buku Bergeys Systematic
Bacteriology, ikuti petunjuk yang di situ!” kata profesor James sambil menyerahkan proposal
penelitiannya yang telah dibaca perusahaan-perusahaan, “Oke, Nevskia?!” tanya profesor James lagi sambil tersenyum, lalu
berjalan meninggalkan Nevskia.
Nevskia
menganggukkan kepalanya.
Nevskia
menuju komputer pusat informasi di labnya membuka buku Bergeys Systematic Bacteriology dalam bentuk pdf. Betapa kagetnya ia ketika mengetahui bahwa
buku Bergeys isinya kurang lebih 3600
halaman, terdiri atas tiga volume dengan masing – masing volume terdiri atas
kurang lebih 1200 halaman, terdiri atas lebih dari beribu-ribu pengujian dan beribu
jenis bakteri. “Ini aku mulainya dari mana, setiap bakteri pengujiannya
berbeda-beda, kalau aku menguji Pseudomonas
aeruginosa misalnya, pengujiannya ada pengujian oksidasi, pengujian urea,
pengujian aorobisitas, dan lain-lain. Kalau aku menguji bakteri Escherichia coli, pengujiannya ada
pengecatan gram, ada uji katalase, ada uji fiksasi nitrogen, dan lain-lain. Kalau
aku menguji bakteri lain, pengujiannya berbeda-beda lagi, padahal ada lebih
dari sepuluh ribu bakteri di sini, aku mulainya dari mana, bakteri mana yang
aku uji dulu, pengujian apa yang aku uji dulu...?”tanya Nevskia sambil memandangi layar komputer di depannya. Ia hanya mengeklik-ngeklikan
mosesenya, membolak – balikkan bukunya, akhirnya.
Nevskia
meninggalkan komputer dan berlari–lari menemui Alise, “So, kamu tahu
buku Bergeys nggak, cara pakainya
gimana ya?”
Alise
mengamati Nevskia, bengong,
menghentikan aktivitas berjalannya dan juga membacanya yang sedang membaca
jurnal.
“So, aku disuruh identifikasi bakteri,
kata Prof James pakai buku Bergeys. Dan aku kaget banget, kalau
buku Bergeys isinya kurang lebih 3600
halaman, terdiri atas tiga volume buku, terdiri atas beribu-ribu pengujian,
terdiri atas berbagai jenis bakteri. Aku bingung, mulainya dari mana, aku harus
mulai pengujian yang apa?” tanya Nevskia mencoba
menerangkan kembali.
“Oh,
identifikasi?” tanya Alise tertawa.
“Emang bakterimu udah murni, Nev?”
tanya Alise lagi. “Udah sih, lagi
kumirniin..!”. Senyum Alise sirna
seketika.
Alise
cemburu pada Nevskia. Alise menghabiskan waktu selama enam
bulan untuk memurnikan bakteri, sedangkan Nevskia
cuma empat bulan sudah menghasilkan segala-galanya, mulai dari menumbuhkan
bakteri, memindahkan bakteri pada medium NA, hingga memurnikannya.
Nevskia menatap
aneh Alise, dalam hati ia tersenyum
karena sudah berhasil memurnikan bakterinya. Tapi di sisi hati yang lain ia
menjawab kalau ia menghabiskan malamnya bersama lab, ia menghabiskan waktu
liburnya Sabtu-Minggu di lab, dan ia menghabiskan waktu sorenya di lab,“So, gimana So?” tanya Nevskia.
“Ikuti
aja, Bergeys!” Alise membaca lagi jurnalnya, sambil berjalan memasuki labnya.
“Tapi
banyak banget, So?”
“Ya
So, jangan gitu dong So?!”kata Nevskia memegang pundak Alise.
“Oh,...“kata
Alise tersenyum, “Itu caranya kamu
cari jurnal yang berhubungan dengan keju juga. Kamu baca-baca, di situ bakterinya
rata-rata apa, lalu kamu cocokkan dengan Bergeys, bakteri tersebut pengujiannya
apa, lalu kamu lanjutkan pengujian selanjutnya untuk mengidentifikasikan
bakterimu..!”
“Oh
gitu so, oke trima kasih...!”
Alise pergi
meninggalkan Nevskia, menekuk
mukanya.
“Trima
kasih Alise!”
“Ya,”
Alise tersenyum.
***
Nevskia
berlari lagi ke komputer pusat informasi dan ia mulai mengetik-ngetikkan jurnal
tentang penelitian keju,” Mana ada banyak banget!” kata Nevskia.
Nevskia
mengambil dan memilih beberpa jurnal penelitian keju yang menurutnya baik dan
menarik. Lalu membukanya satu-satu kemudian membacanya.
“Mana
ini, di sini pun ada banyak bakteri, tapi bener kata Alise sih, di sini rata-rata bakterinya sudah mengerucut. Dan aku
menemukan bakteri Lactobacillus lactis
di dini. Oke, jadi aku harus mencatat ciri-ciri dari baketi ...,
pengujian-pengujiannya di lab, kemudian aku laksanakan.” Nevskia yang mengenakan jilbab hitam dengan winter wool hat warna
abu-abu, jas lab putih, rok abu-abu, dan sepatu ankle boot warna hitamnya, bolak-balik
dari pusat informasi ke mejanya.
***
“Eh,
lupa aku udah nemuin jurnalnya, oke, sekarang mau ngecek di Bergey’s...” kata Nevskia sambil membuka-buka Bergey’s
pdf-nya.
“Bakteri
Lactobacilllus lactis, di sini
ciri-cirinya pengecatan gram, katalase, oksidasi.”
“Baik
aku akan melakukan pengujian itu dulu...”kata Nevskia beranjak dari tempat duduknya.
“Eh,
tapi kalau aku mengidentifikasi semuanya, 99 bakteri lama banget dong!” Nevskia mengamati hand phonenya,
tersenyum mengamati hand phonenya, kemudian mengambilnya. “Aku ingin
memaafkanmu, dan aku masih kangen padamu. Bagaimanapun biasanya kita
berkomunikasi lewat hand phone ini, “ Nevskia
membuka kunci hand phone-nya dan mengamati hand phone-nya
“Maaf
Nevskia, sekarang aku sedang
melangsungkan tunangan, maaf tidak memberitahumu sebelumnya, karena ini
mendadak...”Nevskia mengamati hand
phonenya, “Kenapa begini, kenapa ia jadi menyebalkan begini, inikah yang selama
ini kebaikan yang... damn!” Nevskia
termenung mengamati luar jendela yang tak tampak olehnya, tangannya bergetar
memegang hand phone tersebut, haatinya bergemuruh, perasaannya bergejolak, “Tidak,
tidak, aku harus memaafkannya. Itu pasti yang terbaik untuknya, sehingga aku
harus menahan perasaaanku.” Nevskia meletakkan
kembali hand phonenya, dan berlalu menuju ruangan profesor Miller.
“Profesor
Miller!”
“Ya
Nevskia?” profesor Miller mendongak, mengamati Nevskia dengan penuh antusias.
Nevskia tersenyum,
cukup terhibur dengan perlakukan profesor Miller.
“Bernakah setelah dimurnikan aku harus mengidentifikasi bakteri sebanyak
itu. Tidak ada mekanisme seleksinya? Kalau teman-teman kan di seleksi, sehingga
bakteri yang diidentifikasi sedikit?”
“Oh,
diseleksi dulu. Kamu tumbuhkan lagi bakteri yang telah kamu tumbuhkan di medium
NA itu ke medium susu lagi. Kamu amati, mana yang paling besar membentuk zona
bening. Jangan lupa kamu tambahkan bakteriosin ya. Kamu amati yang paling besar
membentuk zona, pilih tiga yang paling besar, udah itulah yang kamu identifikasi,
itu aja akan makan waktu berbulan-bulan kamu!”
“Oh
gitu Prof, baik Prof!” kata Nevskia tersenyum, lalu meninggalkan
ruangan profesor Miller. “Mendingan
aku balik aja, istirahat dulu di rumah!” kata Nevskia tersenyum penuh kemenangan, ia tersenyum kepada Arho, Neapo, dan Alise waktu ia berpapasan dengan mereka. Lalu melanjutkan jalannya
dengan angkuh tanpa mempedulikan Alise yang
memperhatikannya.
“Bang,
air kelapa 1 kaleng Bang!” kata Nevskia sambil
menyerahkan selembar uang guldennya, sambil meneguk air kelapanya. “Kok cuma satu
Neng?” tanya si abang-abang penjaga kasir minimarket. “Iya,” kata Nevskia lalu meremas uang kembaliannya,
lalu melemparkan kaleng bekas air kelapanya dengan penuh semangat ke tong
sampah.
***
32.
Nevskia
membaringkan badannya, sesampainya ia di kasur kostnya, ia menutupi wajahnya
dengan bantalnya, ia menangis tersedu – sedu.
***
33.
“Tumben
kamu pulang cepat Nevskia?” tanya Errie saat Nevskia pergi jalan-jalan ke supermall bersama Joahnna, Sarah, dan Errie. Nevskia
bercanda – canda sepanjang perjalanan, tidak menjawab pertanyaan Errie. Ia menggoda Errie, ia menendang kakinya Joahnna,
dan mengganggu Sarah sambil berjalan.
Sarah mengamati Nevskia, dengan pandangan aneh. “Aku habis diputus!” kata Nevskia dengan sedih. Errie mengamati Nevskia, “Beneran, Nev?” tanya Errie. “Nggak percaya, orang kamu pacara aja nggak..!” kata Erri setelah itu ia berjalan lagi, benar-benar
seperti tidak percaya omongan Nevskia.
Sarah dan Joahnna sendiri tidak memperhatikan, tidak mendengar sama sekali
curhatan Nevskia.