26.
Hari sudah malam ketika mereka sampai di kampus. Kampus sepi dan mereka memutuskan untuk makan, perut keroncongan, badan kotor dan gatal-gatal, dan semuanya, mereka membutuhkan tempat untuk berlabuh dan beristirahat, “Oke, baik kalau. kita ke tempat Alise, makan-makan masak sendiri.”
Hari sudah malam ketika mereka sampai di kampus. Kampus sepi dan mereka memutuskan untuk makan, perut keroncongan, badan kotor dan gatal-gatal, dan semuanya, mereka membutuhkan tempat untuk berlabuh dan beristirahat, “Oke, baik kalau. kita ke tempat Alise, makan-makan masak sendiri.”
“Halo..”
Nevskia berjalan menjauh, dan
mengangkat teleponya.
“Ya
halo..”
“Kenapa?”
“Nggak,
ini baru sampai kampus,”
“Ngomong
apa...?” perasaan Nevskia sudah tidak
enak.
“Kan
kamu sendiri yang ngomong, kalau kamu bakalan membersamai aku, apa kau
dijodohkan...”
“Mengapa
begini...” air mata Nevskia mulai
mengalir, Nevskia menangis.
“Dengan
anak pak ustadz..?”
“Kan
kamu udah ngomong, kamu bakalan nemenin aku...”
“Iya,
dengan anak pak ustadz dan kamu terima, kenapa jadi begini...”
“Kamu
nggak usah ngomong sama aku, aku terima..”
“Iya,
nggak apa-apa..”
“Iya,
nggak apa-apa..”
Nevskia menatap
Alise dari jauh, air matanya
berlinang-linang kemudian ia hapus segera air matanya.
“Aku
nggak mau ikut, aku pulang aja!” kata Nevskia
sambil mau nangis.
“Lah,
kenapa Nevskia?”
“Aku
pusing, aku nggak ikut saja!” kata Nevskia
sambil cemberut.
“Kalau
Nevskia nggak ikut, aku mbatalin aja.”
kata Alise.
Nevskia
diam.
“Kamu
ikut saja Nevskia, sini duduk sini!”
kata Neapo yang duduk di rumput depan
gedung Forum, lalu menggeser duduknya untuk Nevskia,
Alise ikut duduk di situ, sementara Steno dan teman-teman cewek yang lain
sedang berdiri, dan membicarakan yang lain tentang rencana masak mereka.
Neapo
memberikan sepotong cake coklat pada Nevskia. Nevskia memegangi dan memandangi sepotong cake coklat tersebut masih sambil berpikir, meskipun masih dalam
keadaan nangis, Neapo baik ya, masih
sempet ngasih aku sepotong cake coklat, pikir Nevskia.
“Jadi
kita makan apa ini?” tanya Albert sambil
menunduk mendekati mereka bertiga. Nevskia,
Neapo, Alise mengamati Albert.
“Makan nasi goreng aja!” kata Neapo.
Mereka
akhirnya berjalan beriring-iringan menuju kos Alise. Untuk kedua kalinya
meraka bersama-sama lagi. Untuk kedua kalinya mereka mengobrol lagi. Dan tampang-tempang
mereka sudah hancur berantakan.
Nevskia
menyandarkan sepedanya pada dinding dan langsung menuju ke bangku panjang di di
depan Nevakia. Dia duduk memgangi cake coklat sambil melamun. Wajahnya
sedih dan matanya berkaca – kaca. Dia bengong memperhatikan Neapo, Albert, Steno, dan Arho
yang wira – wiri mengubah kos dan halaman kos Alise untuk dijadikan tempat pesta, memindahkan bangku, memindahkan
meja, menyiapkan tempat pembakaran, menyiapkan musik, dan menyiapkan gitar, menyiapkan
api unggun, dan menyiapkan aneka perlengkapan lain. Cewek-cewek kelaparan mengambil
buah, makanan, dan minuman sambil mengobrak-abrik lemari es Alise. Nevskia mengamati
mereka lalu menunduk mengamati cake-nya.
Setelah
nasi goreng yang mereka masak di kebun hasil kolaborasi Neapo, Albert dan Steno
matang, Nevskia mendapatkan sepiring nasi goreng tersebut di
mejanya. Nevskia langsung menikmati nasi
goreng tersebut, sambil menangis, tanpa berani
menoleh ke kanan dan ke kiri.
Arho datang
membawakan minuman beralkohol penghangat badan yang ia beli dari toko setempat,
Alise menyingkirkannya dan
menggantinya dengan jusnya.
Nevskia
menoleh ke arah Alise. Alise memakan nasi goreng dan duduk
dibelakang Nevskia. Alise menikmati nasi goreng tersebut sambil
ngobrol dengan Neapo, dengan Albert, dengan Arho, dengan Icha, dan
dengan yang lain – lain. Alise makan nasi
goreng tersebut dengan lahap, dan mengambil daging masak simpanannya. Daging tersebut,
akhirnya dimakan Neapo, Albert, dan Arho sambil rebutan secepat kilat.
Nevskia
tertawa. Nevskia kembali menikmati nasi
goreng panasnya sambil dengan mata berkaca – kaca lagi. Air matanya jatuh lagi di
antara asap nasi goreng dan butiran nasi gorengnya.
“Nasi
goreng, nasi goreng kedua matang dengan asap mengepul – ngepul!” kata Albert sambil membawa penggorengan nasi
goreng. Nevskia tertawa sumringah
melihat nasi goreng tersebut, tetapi cuma menggeleng tertawa, ketika ditawari untuk
makan nambah lagi. Nevskia
menyaksikan teman – teman cowoknya makan dengan lahap, dengan berebut, dengan
tertawa.
Nevskia
menoleh lagi ke hapenya dan ingat teleponnya lagi. Nevskia ingat kost dan ingin segera pulang ke kost. Pulang ke hangatnya
kost. Berkumpul dengan Joahna, Eunsung,
dan Errie teman – teman kosnya.
Tapi
setelah itu, Nevskia harus berkumpul dulu
dengan teman-temannya. Menikmati api unggun sambil di awal mereka makan jagung
bakar, sosi bakar, kemudian menghentikan aktivitas makannya setelah mereka
kenyang. Dilajutkan dengan nyanyi-nyanyi sambil mengelilingi main gitar. Neapo main gitar dan menyanyi, diikuti
teman-teman yang lainnya bernyanyi bersama mereka. Nevskia tersenyum mengamati Neapo,
lalu menunduk teringat kekasihnya.
***
***
“Eciee...
Neapo nyanyi lagu galau!” komentar Alise.
“Kamu
dicariin cewek fakultas sebelah tuh, Neapo!”
“Kamu mau nggak sama dia?” tanya Alise lagi dan tak ada pertanyaan yang
dijawab satu pun. Alise semakin
menginterograsi Neapo.
“Kamu
mau aja, Neapo!” tambah Alise lagi.
“Dia
tuh orangnya baik, cantik, masih keturunan darah biru Belgia katanya. Matanya biru,
kulitnya putih, rambutnya pirang cantik deh!”
“Harusnya
kamu tuh suka sama dia, justru dikejar, ditanyain kesukaannya apa, tanyain
hobinya apa, PDKT?”
“Dia
nyariin kamu, trus kamu pura-pura jual mahal kek, bukannya kamu lari-lari kaya
gini, nggak pernah kasih jawaban!” kata Alise
kaya emak – emak.
Yang
lain pada ngeliatin Alise memarahi Neapo.
“Mau
kubantuin ngedeketin dia lagi?” tanya Alise
lagi.
Neapo
diam.
“Mau
kukubantuin ngomongin ke dia, kalau kamu juga suka sama dia?”
”Kalau
kamu mau, kubantuin ngomongin ke dia kalau kamu juga suka sama dia!”
“Besok
biar kuajak kamu ketemuan sama dia di gedung Futurum, lalu bair aku aja yang
ngomong, kamu diem aja di situ.” tambah Alise.
”Atau kalau kamu mau, besok kubikinin kejutan
di lab, biar dia datang ke lab dan dia menyatakan cintanya kepadamu,
ihiiy...seru kaya di film drama-drama!” kata Alise.
“Kamu
pas libur musim ketemu dia kan, di bandara?”
Neapo
diem saja.
”Trus
dia sempat nyoba ngubungin kamu kan karena dia pernah minta nomermu ke aku,
coba jawab?”
Neapo
diem saja.
“Kalau
kamu suka bilang aja!”
Neapo
diem saja.
“Sekarang
kamu masih suka, nggak?”
Neapo
diem saja, snyam – senyum.
“Kamu
tuh ya, kurang apa coba, baik hati, suka menabung, suka membantu orang tua,
suka membuang sampah di tempatnya, cinta alam dan lingkungan dan kasih sayang
sesama manusia, pinter.. kurang apa coba, harusnya kamu tuh cocok sama dia.”
Nevskia
mengerutkan alisnya, “Hubungannnya apa
So, baik hati dengan pacaran..kalau Neaponya nggak mau ya sudah nggak mau,
nggak ada hubungannya dengan baik hati...” sesaat Nevskia lupa penderitaannya, ia ngomong sendiri dalam hati, mulutnya
masih ia tutupi dengan tisu, matanya berkaca-kaca, namun ia mendengarkan dengan
saksama pembicaraan Alise dan Neapo.
Yang
lain bergumam dan berkomentar, baru tahu kalau Neapo ditaksir sama putri Belgia, sebagian yang lain penasaran,
hanya Steno yang senyam-senyum dan Arho diam berpikir, setelah Alise
selesai ngomel – ngomel.
Neapo
diam saja. Masih memegang gitarnya. Matanya menatap kembang api, kilatan api dari
api unggun tampak membayang di matanya. Sesaat kemudian ia mengeluarkan kotak
putih berisi cake coklatnya, “Ini, silakan dimakan, ini aku dapat dari ibuku
yang membuatkannya untukku!”
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar